Menggotong keranda mayat, massa aksi yang tiba di halaman gedung DPRD sekitar pukul 14.00 WIB itu meneriakkan kekecewaannya karena menilai buruk kinerja wakil rakyat.
Koordinator aksi, Ade Kurniawan, mengkritisi tidak kuorumnya rapat paripurna yang dihelat pada Senin, 11 Februari 2019 karena hanya dihadiri 18 legislator.
"Sebagai rakyat kami merasa tersakiti oleh ulah anggota DPRD Kabupaten Tangerang yang malas hadir dirapat paripurna namun getol kunjungan kerja," ucap Ade.
Ade kemudian juga menyoal kunjungan kerja hampir 48 anggota DPRD Kabupaten Tangerang ke Bali pada Kamis, 14 Februari 2019.
"Mengapa Bali yang menjadi tujuan? Apa alasan melakukan kunker serentak tersebut?. Jika kunker begitu bersemangat, namun mengapa wakil rakyat malas menghadiri rapat paripurna," tegas Ade.
Dalam aksinya, mahasiswa menuntut penjelasan dari Pimpinan DPRD terkait dibatalkannya rapat paripurna pada tanggal 11 Februari 2019. Menuntut juga Pimpinan DPRD untuk mengumumkan kepada publik melalui media massa daftar hadir rapat paripurna DPRD Kabupaten Tangerang selama periode tahun 2018 dan hingga rapat paripurna terakhir di tahun 2019.
Selain itu, mahasiswa juga menuntut pimpinan DPRD Kabupaten Tangerang memberikan keterangan alasan kunker berjamaah ke Bali pada Kamis, 14 Februari 2019 serta mengumumkan hasil kunker itu dalam bentuk laporan pertanggungjawaban, termasuk penggunaan anggaran.
Aksi yang dikawal ketat aparat keamanan itu berlangsung tertib. Massa aksi kemudian diterima Pimpinan dan Badan Kehormatan DPRD, yaitu Ketua DPRD Sumardi, Wakil Ketua Nazil Fikri dan Dedi Sutardi, Ketua Badan Kehormatan DPRD Dahyat Tunggara dan anggota Jayusman serta Ahmad Supriyadi.