Pernyataan itu disampaikan saat menerima kelompok mahasiswa yang menyebut dirinya Mahasiswa Tangerang Bersatu (Mantab) yang menggelar aksi demontrasi di DPRD setempat, Kamis (21/2/2019).
Mahasiswa juga mengkritik kunjungan kerja (kunker) berjamaah 48 anggota DPRD ke Bali tiga hari setelah bolos massal itu, Kamis (14/2/2019).
"Saya atas nama pribadi maupun Ketua DPRD Kabupaten Tangerang meminta maaf yang sebesar-besarnya atas kekurangan kinerja kami," ucap Sumardi.
Senada, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Tangerang Dedi Sutardi pun menyampaikan hal yang sama. Bahkan, secara terus terang mengakui kinerja mereka buruk serta mengucapkan terima kasih atas kontrol dari mahasiswa, masyarakat dan Pers.
"Atas nama pimpinan, saya menyatakan permohonan maaf yang sebesar-besarnya atas kinerja DPRD yang tidak bagus ketika paripurna diskorsing," katanya.
Dibeberkannya, soal malasnya anggota DPRD hadir dirapat paripurna, pihaknya bersama pimpinan DPRD lainnya telah beberapa kali menggelar rapat untuk membahas hal tersebut.
"Kami atas nama pimpinan DPRD sudah beberapa kali rapat agar yang tidak aktif kembali aktif," tambahnya.
Terkait kunker ke Bali, juga mengakui secara etik dan moral tidak pantas, walau pun secara anggaran tidak ada yang keliru.
"Jujur tidak bisa dipungkiri, banyak kritik juga dari masyarakat. Kalau paripurna tidak hadir, namun saat kunker ada," imbuhnya.
Dijelaskannya, kunker ke Bali itu terkait agenda panitia khusus (pansus) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Tangerang serta non pansus.
"Kami datang ke Kabupaten Bandung, kemudian ke Gianyar. Sebelum Pansus RPJMD mengganggedakan ke Bali, Komisi juga ternyata ke Bali juga," bebernya.
Diakhir pertemuan, Dedi menekankan bahwa kinerja mereka harus terus dikontrol oleh masyarakat, karena turut membantu pihaknya sebagai pimpinan dalam menjaga kedisiplinan anggota.
"Justru saya pribadi merasa senang dengan kritik dan kontrol ini. Kinerja kami memang harus terus diawasi," cetusnya.