Mobil transfortir tersebut dengan nomor polisi B 9106 VFU, milik PT Bayang Anis, terpantau melintas dari Bogor ke Cianjur. Saat dihubungi, supir mobil tersebut, Mulyana, mengaku hanya sebagai supir dan bahwa semua kegiatan tersebut milik bosnya, Kasdi, dari Bogor.

Sumber lain yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan bahwa mobil tersebut dibiarakan oleh APH Kabupaten Cianjur karena adanya kerja sama yang baik.

Maraknya mobil transfortir pengiriman BBM bersubsidi jenis solar ilegal ini disebabkan oleh harga yang relatif murah, yaitu Rp 10.000-11.000 per liter, dibandingkan dengan harga solar industri yang mencapai Rp 23.000 per liter.

Aksi mafia solar ini sangat merugikan negara, dengan kerugian yang mencapai miliaran rupiah. Oleh karena itu, masyarakat berharap kepada Mabes Polri dan jajarannya untuk menindak tegas aksi mafia tersebut. (Tim)