Longsor tanah tebing itu terjadi diduga karena intensitas hujan yang tinggi dan tanah di lokasi kejadian yang labil, sehingga menutupi air yang mengalir ke beberapa kampung.
Diantaranya Kampung Berajil, Kampung Cinusa, Kampung Pamoyana, Kampung Nagrog, dan Kampung Cipari, air tersebut sangat di butuhkan, terutama ke pesawahan dan pesantren, oleh karena itu masyarakat dan santri yang kena dampak longsor tersebut.
Salah satu masarakat, Otang yang biasa disapa jojon, berharap kepada pemerintah setempat, Pemetintah Daerah atau Pemerintah Pusat segera memperbaiki material longsor sehingga tidak menutupi saluran air.
"Saya selaku masyarakat ingin ada perbaikan melalui bantuan pemerintah daerah ataupun pusat, karena jika tidak di bantu oleh pemerintah kami sangat sulit untuk memperbaikinya karena itu bukan masalah ringan," harapnya.
Ia menambahkan, para warga tidak mampu membersihkan material longsor menutupi aliran sungai.
"Jika tidak segera di tangani oleh pemerintah, bagaimana kalau musim kering tentu sawah kekeringan dan serapan air kesumur yang di gunakam anak anak santri terutama masyarakat Berajil tentu sangat kurang, oleh karena itu kami sangat mengharapkan bantuan yang serius dari pemerintah," pungkasnya. (Nasrul)