Salah satu tokoh masyarakat Kecamatan Teluknaga, Haji Shobri mengatakan, sudah 2 bulan sungai Kali Baru menimbulkan aroma bau busuk, dan warna air sungainya pun berubah menjadi hitam pekat, ia juga mengatakan, aroma bau busuknya sungai meresap ke sumur-sumur warga sekitar.
“Awalnya gak bau, tetapi 2 bulan terakhir ini sangat bau sekali, bahkan sumur-sumur masyarakat disepanjang bantaran kali terasa bau busuk, jadi air sungainya merembes ke sumber air masyarakat, “ ucap Shobri kepada wartawan.
Menurut Shobri, aroma bau busuk hanya diwilayah Desa Pisangan, Kecamatan Teluknaga, dan Desa Kali Baru, Kecamatan Pakuhaji, dirinya menduga aroma bau busuk tersebut akibat adanya pabrik dibantaran sungai yang membuang limbah B3 ke sungai Kali Baru.
“Entah dari mana limbahnya dibuang, yang jelas wilayah Kota Tangerang tidak bau, jadi baunya diwilayah Kabupaten Tangerang, disana juga ada pabrik atau industrie tekstil, diduga industrie-industrie itu membuang limbahnya ke kali, masuknya udah limbah B3 itu mah soalnya ikan aja sudah tidak ada yang idup,“ tukasnya.
Ia berharap, pihak Pemerintah Kabupaten Tangerang dan Provinsi Banten bisa menindak tegas yang bisa menimbulkan efek jera kepada pihak pabrik atau industrie yang berada dibantaran sungai Kali baru, agar tidak lagi membuang limbahnya ke dalam sungai.
“Selain merugikan masyarakat, limbah yang dibuang ke sungai juga bisa merusak lingkungan, maka harus ada ketegasan dari Pemerintah Kabupaten Tangerang dan Provinsi Banten,“ harapnya.
Sementara itu, Yanto salah satu warga Kampung Kali Baru RT 02/ RW 04, Desa Kali Baru, Kecamatan Pakuhaji mengatakan, bahwa pabrik atau industrie tekstil yang berada dibantaran sungai sudah beroperasi cukup lama, namun pihak yang berwenang terkesan membiarkan adanya industrie di bantaran sungai.
Menurut Yanto, ketika musim hujan air disungai Kali Baru mengalir, maka aroma bau busuk yang ditimbulkan limbah tidak begitu terasa, namun saat musim kemarau air sungai tidak mengalir maka aroma bau busuknya sangat menyengat.
“Udah lama pabrik tekstil mah ada kali 5 tahun, Cuma kemarin-kemarin kan musim ujan jadi bau limbahnya kedorong, dan disana tidak hanya pabrik tekstil saja, olahan limbah bandara juga ada di sekitar bantaran sungai, tetapi tidak ada penindakan sama sekali,“ ucapnya.
Yanto menegaskan, bahwa masyarakat di sekitaran Sungai Kali Baru sangat terganggu dengan adanya industri-industri yang berada di bantaran sungai, pasalnya selain membuat air sungai bau, limbah yang dibuang sembarangan juga membuat sumber air warga tercemar abunya.
“Kami jelas keberatan, tetapi bingung mau mengadu ke siapa mengenai persoalan limbah ini, pabrik-pabrik disana paling cuma CV, perizinannya juga masih diragukan,“ ucapnya. (Mad Sutisna)