Rubiana (38) warga Kampung Kayu Putih RT 01/RW 02, Desa Rawa Boni mengatakan, tata cara kelola menanam padi perlu diperhatikan agar air tidak boros dan hasilnyapun tetap baik, walaupun kondisi alam sedang tidak mendukung. Menurut Rubiana, jika menggunakan metode yang tepat, panen padi bisa lebih cepat, dan hasilnya pun lebih bagus, karena komposisinya tepat. Dalam menanam bibit padi, Rubiah menggunakan metode petani Subang Jawa Barat, dengan jarak antar bibit mencapai 30 cm, dan pengairannya menggunakan irigasi sehingga air bisa diatur dan bibit bisa mendapat pasokan gizi yang tepat.
"Memang disini cara tanamnya masih cara tanam lokal, masih menggunakan metode lama, kebanyakan yang mengalami gagal panen, mereka menanam bibitnya terlalu banyak, bisa 5 sampai lebih pada satu titik, kalau saya cukup 2 bibit, karena nanti juga bertambah sendiri pohonnya beranak menjadi lebat, dan mereka kebanyakan tidak diukur jarak antar bibit, kalau saya 30 cm jaraknya, Allhamdulillah panen tetap bagus, " ucap Rubiah kepada Wartawan.
Menurut Rubiah, tata cara pemberian pupukpun tidak boleh asal memberi, harus ada jangka waktu yang tepat, Rubiah mengatakan, dari awal tanam sampai panen pemberian pupuk maksimal 3 kali penyemprotan tidak boleh lebih dan tidak boleh kurang, karena itu akan menentukan hasil, selain itu pengaturan air juga diperlukan. Pasalnya jika terlalu banyak air pun tidak bagus hasilnya.
"Awal menanam sampai panen butuh waktu 3 bulan setengah, dengan pemberian pupuk sebanyak 3 kali. Dalam setahun ini saya sudah panen 2 kali, dengan jumlah kurang lebih sama 15 ton dengan luas sawah 2 Hektare, " tambahnya.
Rubiah menghimbau, kepada para petani yang ada di Kabupaten Tangerang, agar tidak melulu mengandalkan pemerintah. Dia juga berharap kepada pemerintah Kabupaten Tangerang untuk membantu para petani dengan cara mengedukasi atau memberikan femahaman tata cara tanam padi yang baik dan benar, serta arahkan para sarjana pertanian yang ada untuk membantu.
"Pemerintah Kabupaten seharusnya arahkan para sarjana pertanian untuk membantu para petani, sekarang kan banyak sarjana pertanian yang nganggur, jadi diarahkan, agar petani ini bisa berinivasi dalam bercocok tanam". harapnya.
Sementara itu, salah satu petani yang juga sedang memanen padi, Alamudin (40) menambahkan, dia juga berharap, agar Pemerintah Kabupaten Tangeranf tidak mengalih fungsikan area persawahan menjadi industri atau perumahan. Alamudin juga berharap, ada regenerasi para petani, agar generasi muda, tidak melulu bekerja di pabrik sebagai buruh.
"Area persawahan yang ada harus dipertahankan, jangan sampai dirubah, pasalnya masyarajat kita ini kan makanan pokoknya nasi, saat ini saja beras ada yang impor, apalagi kalau lahannya dikurangi, untuk generasi muda juga jangan gengsi menjadi petani", himbaunya.
(Mad Sutisna)