Banten

Banten (4350)

Kelapa Dua,lensafokus.id -Bupati Tangerang A Zaki Iskandar bersama Wakil Bupati tangerang dan Sekretaris Daerah Kabupaten Tangerang Moch Maesyal Rasyied meninjau langsung ke se jumlah lokasi yang terkena banjir di Kabupaten Tangerang. Rabu (01/01/20).

KAB TANGERANG, LENSA FOKUS- Bupati Tangerang, A. Zaki Iskandar, blusukan naik motor ke lokasi banjir di Kecamatan Cisoka dan Kecamatan Solear, Kamis. (02/01/20).

Usai blusukan, Zaki Iskandar, mengatakan, banjir di kecamatan Cisoka dan Kecamatan Solear ini terjadi karena debit air di Sungai Cidurian meluap. Zaki berjanji, bantuan akan terus diberikan dan ditingkatkan sampai kebutuhan masyarakat yang menjadi korban banjir bisa terpenuhi.

"Pemerintah Kabupaten Tangerang akan terus membantu memberikan makanan dan membersihkan rumah penduduk korban banjir," Kata Zaki. Menurut Zaki, berdasarkan hasil pantauan di beberapa lokasi banjir, diantaranya;  Kampung Nyompok Girang, Kampung Selapajang, dan Kampung Solear, Kecamatan Solear banjir sudah mulai surut.

"Alhamdulilah air sudah mulai surut dan warga pun sudah mulai kembali membersihkan rumahnya di bantu dari BPBD Kabupaten Tangerang, Tim Offroad Kabupaten Tangerang, organisasi kemasyarakatan, TNI, POLRI  dan bersama sama membantu membersihkan rumah warga," ungkapnya.

Camat Cisoka, Ahmad Hapid, mengatakan, banjir di wilayah perbatasan antara Kabupaten Serang dan Kabupaten Tangerang terjadi pada Kamis (02/01/20) sekitar pukul 02.00 WIB. Banjir yang melanda wilayahnya itu, cukup besar. Sebelumnya banjir besar ini pernah terjadi  pada 2017 lalu.- (riska/em)

Lebak, Lensa Fokus;- Jembatan gantung di Kampung Somang, Desa Sukarame, Kecamatan Sajira, putus  dari kedua belah ujungnya. Beton kedua pondasi jembatan tersebut jebol, akibat di terjang bongkahan  “awi sadapur” atau  serumpun bambu ( bambu sadapur- red bahasa sunda) dalam peristiwa banjir bandang yang meluluhlantakan desa ini dan perkampungan lainya, Rabu (1/1) siang.

Wartawan Lensa Fokus,  Ikhwan Dimas Permana, yang terjun ke lokasi bencana, Kamis (2/01), menyaksikan kepiluan masyarakat setempat.  Warga yang dibantu para relawan bersama TNI/POLRI, BPBD dan Tagana,  bergotong royong membersihkan rumah warga. Selain itu,   mengangkat lumpur, bongkahan batu,  pepohonan  besar dan batang kelapa yang  berserakan dan menutup akses jalan menuju Kampung Somang.

Sementara, excavator atau beko ukuran kecil “milik” kelompok tani bantuan dari Dinas Pertanian Kabupaten Lebak dan dioperasikan Andre, dirasakan membantu dalam  menyingkirkan bongkahan bebatuan dan kayu-kayu yang berserakan disekitar rumah penduduk dan menghalangi jalan.  

 evakuasi korban

 

Di bantaran sungai Ciberang, anggota Brimob dari Serang dan personil POLRI dari Polres Lebak, mengevakuasi masyarakat Somang dan sekitarnya untuk menyebrang  ke jalan raya Sajira. Masyarakat Somang dan sekitarnya baru hari ini (Kamis, siang-red) bisa menyebrang kejalan raya, setelah  sehari semalam lebih “terkurung” di  kampung tersebut.  Kampung Somang, merupakan kampung terpadat di Desa Somang dan Sukajaya. Di kampung ini  terdapat sekitar 1.500 rumah. 

“Sampai dengan tadi pagi, kami belum bisa menyebrang, karena kali Ciberang masih deras. Sejak kejadian banjir, masyarakat mengungsi ke kampung Sanding atau melewati Kalawijo, Kecamatan Muncang, untuk kemudian berputar  melewati Gajrug, Kecamatan Cipanas  atau Leuwidamar,  jika ingin sampai ke ujung (seberang kampung).” kata Suminta, warga Somang di lokasi bencana, Kamis (2/01).

Menurut Suminta, saat kejadian pada hari Rabu, hujan turun cukup deras. Ia bersama warga lainya tengah berada di sekitar warung yang terletak di ujung jembatan (jalan Sajira).  Sekitar jam 8.15 WIB air di kali Ciberang, naik. Namun sampai sebatas kaki dan surut lagi. Sesaat  kemudian, terdengar suara bergemuruh. Air bah yang begitu deras, bersama material seperti kayu-kayu besar dan bambu, menghantam jembatan.  Air itu begitu deras dan menakutkan.  Warga berlarian ketempat yang  lebih tinggi, ke jalan raya Sajira.   

Dari kejauhan, nampak kendaraan truk berisi  muatan penuh tabung gas elpiji  mengambang. Truk itu menghantam  bentangan kawat  jembatan  dan mengeluarkan suara yang cukup keras. Dan jembatan itu pun putus.

Sementara material pepohonan berikutya datang lagi menghantam rumah  yang berada dipinggir kali. Rumah itu pun roboh. Rumah yang roboh ini, bersamaan dengan material  lain menghantam  enam rumah berikutnya.  Dan sebanyak enam rumah di ujung jembatan ini   pun jebol, yang yang tersisa hanya pondasi.

“Abdi sempat bengong pa,  kaget jeung ngadegdeg. Umur geus 60 tahun, kara kuari  nempo banjir Ciberang gede jeung kenceng pisan. Pokona ngeri di caritakeun mah ( saya sempat gemetar, meihat banjir seganas itu. Usia saya sudah 60 tahun, baru kali ini menyaksikan banjir bandang seganas itu).” Jelas Suminta, dalam dialek sunda khas Banten. Jembatan kali Ciberang di Kampung Somang, merupakan prasarana transportasi  masyarakat Desa Sukarame dan Sukajaya, dari dan arah ke jalan raya Sajira. 

Eka, pendamping Desa Sukarame, menjelaskan, masyarakat untuk sementara di tampung di Kantor Desa Sukarame dan ada yang menumpang di kerabatnya. Bantuan dari masyarakat sekitarnya sudah mengalir sejak peristiwa banjir terjadi pada hari Rabu. Masyarakat masih memerlukan bantuan makanan, obat-obatan dan lampu penerangan, karena jaringan listrik terputus. —(em)

Rangkasbitung, Lensa Fokus;  Memasuki awal tahun baru 2020, Rabu (1/01),  sebanyak enam Kecamatan di wilayah  Kabupaten Lebak, Banten, di terjang banjir bandang akibat meluapnya sungai Ciberang dan Cidurian serta longsor. Hujan turun  dengan intesitas tinggi menjelang pergantian tahun  di wilayah bagian tengah Kabupaten Lebak mengakibatkan banjir bandang dan longsor di sejumlah wilayah. Kecamatan  yang tertimpa banjir dan  longsor itu, yaitu; Kecamatan Cipanas, Lebakgedong, Sajira, Curugbitung, Maja dan Cimarga. 

Bupati Lebak,  Hj. Iti Octavia Jayabaya, bersama Forkopimda setelah mendapat laporan dari para camat, Rabu (01/01),  langsung meninjau lokasi bencana  dan mengintruksikan kepada  para OPD di Kabupaten Lebak untuk segera memberikan pertolongan dan  bantuan kepada para korban. 

Bupati Lebak, Hj. Iti Octavia Jayabaya, meminta kepada seluruh warga, khususnya yang terkena musibah agar tetap waspada dan segera menyelamatkan jiwa terlebih dahulu khawatir ada bencana susulan, karena saat ini masih musim hujan. Bupati Lebak, Hj. Iti Octavia,  menyampaikan terimakasih kepada jajaran TNI/Polri, Ormas, Relawan, masyarakat dan seluruh pihak yang telah tanggap dalam melakukan pertolongan pertama terhadap masyarakat yang terkena musibah.

Pemkab Lebak dan sejumlah relawan saat ini tengah mendistribusikan kebutuhan pokok dan mendirikan posko kesehatan serta dapur umum di beberapa titik lokasi bencana untuk memenuhi kebutuhan makanan bagi korban bencana. 

Kabag Humas Setda Lebak,  Eka Prasetiawan, menjelaskan, Pemerintah Kabupaten Lebak bersama para relawan sudah membangun 7 posko pengungsian untuk menampung 427 KK yang tersebar di gedung PGRI Kecamatan Sajira, Posko di Desa Cibungur, Kecamatan Sajira, Posko di Desa Bungur Mekar, Pokso di Kp. Kadu Luhur, Desa Tambak dan Posko di Desa Mayak, Kecamatan Curugbitung.

Sedangkan, adanya laporan dua orang warga Kp. Bungawari, Desa Banjarsari, Kecamatan Labakgedong, yang dinyatakan hilang dan diduga terbawa arus banjir atau tertimbun longsoran, masih dalam tahap pencarian TIMSAR, jelas Eka Prasetiawan.

Data sementara yang diperoleh Lensa Fokus, total desa terdampak sebanyak 17 desa dengan jumlah kerusakan; 1.747 rumah terendam,  135 rumah rusak berat, 185 rumah rusak ringan  dan  17 rumah hanyut terbawa derasnya banjir bandang.

Selain itu, infrastruktur yang rusak akibat banjir bandang tersebut sebanyak 14 buah jembatan rusak/putus dan amblasnya beberapa  ruas jalan. Jembatan yang rusak itu sebagai berikut; jembatan permanen di Desa Sajira, Kecamatan Sajira, jembatan permanen di Kampung Muara, Kecamatan Lebakgedong dan jembatan gantung  di kampung Leuwi Sieun  Desa Candi, Kecamatan Curugbitung.

Jembatan putus sajira

Kemudian, jembatan  gantung di kampung Nganceng,  jembatan gantung Kp. Nunggul, jembatan gantung Belahayang, jembatan gantung Pasir Eurih,  Desa Tambak, Kecamatan Cimarga,  jembatan gantung  di Desa Bintangresmi, Jembatan gantung di  Haur Gajrug, Jembatan gantung di Desa Luhur Jaya,  Kecamatan Cipanas dan jembatan gantung di Desa Tanjusari, Kecamatan Maja.  Hingga saat ini nilai kerugian  kerusakan rumah, gedung sekolah, jembatan, jalan dan fasilitas umum lainnya masih dalam perhitungan.—( dimas/em)

Rangkasbitung, Lensa Fokus;-  Jumlah korban terdampak banjir bandang yang menimpa warga Desa Sajira Mekar, Sajira Timur, Kecamatan Sajira, dan beberapa desa di wilayah Kecamatan Cipanas dan Kecamatan Lebak Gedong, Kabupaten Lebak, Banten, sekitar 2.000 kepala keluarga.  

Para korban, untuk sementara mengungsi dan menempati  lapangan futsal dan balai desa. Pihak kepolisian bersama Basarnas, BPBD, TNI dan Pemerintah Kabupaten Lebak,  juga telah mendirikan beberapa dapur umum dilokasi bencana untuk melayani warga.

"Data sementara, yang terkena bencana banjir sekitar 2.000 KK yang ditampung di balai desa dan lapangan futsal. Kami sudah mempersiapkan logistik di setiap titik bencana, bekerjasama dengan pemerintah daerah dan kepala desa”, kata Kapolres Lebak Polda Banten, AKBP Firman Andreanto, di Mapolsek Cipanas, Kabupaten Lebak, Banten, Rabu (01/01/2020). 

Menurut Kapolres, lokasi bencana terparah berada di Kecamatan Lebak Gedong, lantaran sumber banjir berada di perkampungan yang masuk ke dalam kawasan Gunung Halimun Salak Kecamatan Lebak Gedong.

"Kami bersama  tim yang lain,  tadi sudah kelokasi dan banyak jalan terisolir, karena  tertimbun longsor. Ada sekitar ada enam titik tanah yang bercampur air, karena (jika dilalui) bisa tenggelam dalam tanah. Terparah itu di Lebak Gedong, karena air berasal dari sana," jelas Kapolres Lebak, AKBP Firman Andreanto.

Sementara, adanya laporan dari warga dan perangkat desa tentang adanya delapan warga yang hilang, dan di duga terbawa hanyut atau terkubur material longsoran, pihak Kepolisian dan tim penyelamat masih mendalami informasi warga tersebut, sambil melakukan upaya pencarian korban.

"Untuk orang hilang, ada dua orang diperkirakan hanyut, kemudian ada enam orang diperkirakan tertimbun tanah. Berdasarkan informasi dari masyarakat dan perangkat desa, masih kita dalami," jelasnya.

Sementara Kabid Humas Polda Banten, Kombes Pol. Edy Sumardi Priadinata, menyatakan bahwa Polda Banten telah menggerakkan sekitar 300 orang personil POLRI, yang terdiri Sat Brimob, Dit Samapta, Dit Polairud, Bid Dokkes, Bid Humas, Polres Lebak dan Polsek, serta menyiagakan personil lain dari Polres Serang. Polda Banten juga sudah menyediakan dapur umum untuk memberikan layanan makanan kepada warga di lokasi pengungsian serta memberikan layanan kesehatan.—(bidhumas/riska/em)

Tigaraksa, Lensa Fokus;- Tim Reskrim Polsek Tigaraksa Polresta Tangerang, Banten, berhasil mengamankan pelaku, Sopian, penduduk Cibadak RT 003/001, Desa Sukanegara, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang. Pelaku yang berusia 33 tahun ini, melakukan aksinya merampas tas milik Tika Sukma Dewi (24), warga Cluster Mutiara Tigaraksa, Jambe, di jalan Kadu Agung, Kelurahan Kadu Agung, Tigaraksa, Senin (30/12), sekitar pukul 22.00 WIB.

Kapolsek Tigaraksa, Kompol. David Chandra Babega, menjelaskan, korban saat itu pulang dari Binong Karawaci dan mengendarai sepeda motor. Korban, merasa diikuti dan terus dipepet dari belakang oleh pengedara motor yang lain. Kemudian, orang tersebut memangilnya..”ibu, Ibu”… dan secara spontan korban menoleh. Saat itulah, pelaku menjambret tas yang disandangnya dengan paksa. Tas putus tali ikatannya, sementara korban oleng dan hampir terjatuh. Korban berteriak minta tolong; “maling…maling" dan warga pun berdatangan. Sementara, pelaku tancap gas, melarikan diri. Sesaat kemudian, datang melintas patroli Reskrim Tigaraksa dan langsung melakukan pengejaran. Pengejaran Tim Reskim Polsek Tigaraksa terhadap pelaku dari Kadu Agung - jalan raya Margasari, Kutruk hingga perbatasan Tigaraksa-Panongan. Akhirnya, pelaku berhasil ditangkap.

Dari tangan pelaku berhasil diamankan barang-barang milik korban berupa; sebuah tas slempang warna hitam, 1 buah HP merk Xiaomi Redmi A5, 3 buah STNK, dua kartu ATM Bank Mayora, Bank BNI, Sim C atas nama Undi Lestari, 2 kartu BPJS, 1 kartu NPWP, 1 lembar kartu BRIZI dan uang tunai Rp 225.000.

curanmor

Selain itu, Tim Reskrim Polsek Tigaraksa, juga satu buah sepeda motor Honda Beat No Pol 2825 Xl , satu buah kunci kontak bawaan asli warna hitam berlogo Honda, satu buah helm full face merk Now warna black. Korban dijerat dengan pasal 365 KUHP sub pasal 362 KUHP.—(riska/em)

Page 279 of 435
Go to top