Telah dilaporkannya kasus Pelecehan Seksual yang diduga dialami santri yang masih berusia di bawah umur tersebut, disampaikan Kasat Reskrim Polresta Tangerang Kompol Arief Nazaruddin saat dikonfirmasi oleh Rekan-rekan wartawan, pada Kamis (23/05/2024). "Kami akan tindak lanjuti secara komprehensif," katanya.
Paska pelecehan seksual yang dialaminya, korban dikabarkan juga masih trauma jika melihat perawakan seorang santri dan diketahui korban DAR (12) juga kerap mengalami bullying.
UH Ibu korban saat ditemui menceritakan, pada saat putranya DAR kabur dari Ponpesnya, ia menjumpai anaknya dalam kondisi kaki dan tangan lebam dan memar. Kata dia, berdasarkan pengakuan sang anak, kondisi itu akibat perlakuan bullying santri lainnya di Ponpes.
"Memang anak ini kabur tak tahan dengan tindakan asusila dari santri berinisial MGA, namun kekerasan fisik pun sering juga ia terima, bahkan kacamata nya beberapa kali ganti akibat dihancurin temannya," cerita UH yang mengaku prihatin dengan kondisi didalam ruang lingkup Ponpes tersebut.
Kata UH, memang sudah lama ingin pindahkan putranya ke sekolah lain karena curiga ada hal yang tidak beres, namun UH bertahan karena menganggap hal bully itu sudah biasa terjadi.
"Anak itu sudah nggak betah sebetulnya, karena saya bilang bully di Ponpes itu biasa, namun dengan kejadian ini, merupakan hal yang tidak bisa ditolerir lagi," tegas UH kesal.
Pasca peristiwa ini, dalam curhatannya, UH mengaku kerap mendapat intimidasi serta intervensi dari pihak pihak yang ia anggap tak bertanggung jawab.
"Banyak yang WhatsApp, yang telepon saya, begini, begitu lah ngomongnya, ya semacam intimidasi, intervensi lah, namun tetap saya pasrah pada proses hukum, bayangkan kalau peristiwa ini menimpa pada anak mereka, apa yang ingin mereka lakukan, miris pak," tandasnya.(Lingga)