Pantai Pulau Manuk, sangat indah di pandang mata. Dengan bentuknya yang melingkar dan pasir putih yang bersih, pengunjung dapat sepuasnya berenang atau bermain. Di sekitar Pulau Manuk, suasanya teduh, pepohonan besar yang berusia ratusan tahun turut mempercantik suasana destinasi alam ini.
Kawasan wisata di Pulau Manuk, di kelola Perum Perhutani Banten. Di tempat ini beberapa gajebo yang unik untuk tempat bersantai merupakan salah satu fasilitasi disediakan bagi wisatawan yang akan merayakan tahun baru 2020. Bagi yang senang dengan ikan laut, pengunjung bisa memesan dan mengadakan “pesta” ikan bakar dengan harga terjangkau. Di tempat ini terdapat rumah makan atau kios yang menyedian aneka kuliner dan souvenir khas Banten selatan.
“Pihak pengelola bersama para pelaku usaha pariwisata, terus melakukan pembenahan dan penataan sekitar kawasan pantai. Menjelang datangnya tahun baru 2020, sudah banyak yang meminta informasi tentang kondisi keamanan pantai di Banten Selatan dan yang bocking cottage.”kata Erwin Komara Sukma, di Pulau Manuk, Minggu (29/12).
Menurut Erwin Komara, selain dengan penataan kawasan wisata, pihaknya juga terus melakukan pelatihan kepada para pemuda di Banten Selatan yang tergabung dalam personil Balawista (Badan Penyelamat Wisata Tirta).
“Para personil Balawista, akan terus memantau dan memberikan peringatan kepada pengunjung, tentang keamanan dan batas-batas yang diperbolehkan untuk berenang. Pengunjung diharapkan mematuhi saran dan himbauan dari personil penyelamat wisata ini.” kata Erwin yang juga Ketua Balawista Banten Selatan.
Selain menikmati indahnya pantai Pulau Manuk, pengunjung juga bisa menyaksikan aneka hewan seperti; monyet yang bergelantungan serta akrab dengan pengunjung. Bila ada makanan yang diberikan, monyet-monyet yang berada di kawasan Perum Perhutani ini akan turun dari pepohonan besar yang berusia ratusan tahun menyambangi dan melahap makanan. Turun naiknya monyet-monyet ini merupakan pemandangan tersendiri.
Di Pulau Manuk, selain menikmati indahnya pantai, pengunjung juga bisa tracking menyusuri jalan menembus rimbunnya hutan dengan aneka pohon besar berusia ratusan tahun hingga menembus Desa Sawarna. Jalan yang berkelok, terkadang naik dan turun, merupakan kesan tersendiri berkunjung ke daerah ini. Sesekali pengunjung akan mendengar suara burung berkicau atau “teriaknya” binatang lutung dan menjadi kesan tersendiri.
Di Pulau Manuk juga terdapat goa. Penduduk Banten Selatan menyebutnya dengan Goa “Lawang Saketeng”. Menurut cerita, goa ini dulunya merupakan tempat bertapa dan persinggahan Prabu Eyang Kian Santang. Dari Pantai ini, konon, putera Prabu Siliwangi itu dengan kesaktianya berjalan di atas laut (napak) menuju Pajajaran.—( dimas/em)