Kapolsek Balaraja AKP Feby Herianto mengatakan, kejadiannya pukul 14:00 wib. Kata Feby, korban yang bernama Ridho ini sedang membuat nasi liwet bersama teman-teman pesantrennya di sebrang Sungai Cimanceri. Lanjutnya, Ridho dan dua temannya berinisatif untuk mencari lalaban sebagai lauk makan nasi liwet ke pinggir sungai.
"Korban bersama dua temannya bermaksud, mau ambil lalaban dikebun buat makan nasi liwet, namun korban terpeleset hingga terjatuh ke dalam Sungai Cimanceri," kata Kapolsek Balaraja AKP Feby Herianto kepada Wartawan.
Menuruy Feby, korban sempat menghilang dalam air beberapa jam. Namun setelah dilakukan pencarian bersama dengan Ustad Mista, Jaro Usup, warga, dan anggota Kepolisian Sektor Balaraja, akhirnya Ridho dapat ditemukan. Namun sayang, Ridho ditemukan dalam kondisi sudah meninggal dunia. Kata Feby, ini merupakan musibah murni. Pasalnya, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan di bagian tubuh korban.
"Setelah dilakukan pencarian bersama tokoh masyarakat, warga, dan anggota Kepolisian, akhirnya korban dapat ditemukan, namun sudah meninggal dunia. Dari hasil cek TKP dan Pengecekan terhadap tubuh korban, tidak ditemukan adanya luka-luka," katanya.
Menuruy Feby, pihak keluarga enggan untuk dilakukan autopsi terhadap korban, karena pihak keluarga menggap itu musibah. Feby juga mengatakan, saat ini korban sudah dibawa oleh pihak keluarga untuk disemayamkan.
"Pihak keluarga tidak bersedia dilakukan autopsi untuk mengetahui penyebab kematian korban. Pihak keluarga menerima kematian korban sebagai musibah," tambahnya.
Sementara itu, Jaro Usup salah satu warga yang ikut mencari Ridho saat tenggelam. Menurutnya, lokasi itu memang sedikit angker karena sebelumnya pernah terjadi hal serupa.
"Emang itu si katanya angker, dulu juga pernah ada kejadian yang sama, tiba-tiba ada yang kepleset, jadi kaya ada yang jorogin gitu," kata Usup. (Mad Sutisna)