Rumah Baca Sahabat Pena yang berdiri ditengah pemukiman padat penduduk tersebut, diinisiasi dan dirikan oleh seorang jurnalis salah satu media cetak harian lokal, yakni Sri Mulyo yang akrab disapa dengan panggilan Bang Mul.
Sri Mulyo mengungkapkan, rumah baca yang didirikannya untuk meningkatkan minat baca bagi masyarakat khususnya para pemuda dan pelajar.
Menurutnya, kemajuan zaman yang diiringi dengan teknologi canggih, semakin mempermudah masyarakat memperoleh berbagai konten melalui gadget yang merupakan piranti (perangkat) elektronik atau mekanik, yang memiliki fungsi praktis.
Namun, kemajuan teknologi juga tidak seutuhnya menghasilkan hal postif jika tanpa ada batasan atau pengawasan yang tepat.
Ketergantungan menggunakan gadget pada anak usia dini, ungkap Mul, akan melupakan waktu bermain bersama teman-teman dan cendrung memilih untuk menyendiri dan asik bermain gadget.
"Melalui Rumah Baca Sahabat Pena ini, kami ingin mengajak seluruh kalangan agar lebih peduli serta membudayakan silaturahmi dan membiasakan diri berinteraksi dengan sesama yang dikemas dengan membaca buku secara bersama-sama," kata Bang Mul.
Dia juga mengungkapkan, dengan hadirnya rumah baca di tengah pemukiman padat penduduk, diharapkan dapat meningkatkan minat masyarakat khususnya kaum muda untuk membaca buku dan berkumpul bersama teman-teman sambil berbagi wawasan dan berdiskusi.
Mul menjelaskan, bahwa pendidikan merupakan bagian penting bagi anak-anak untuk memperoleh ilmu pengetahuan sebagai bagian jalan panjang dalam menggapai masa depan mereka melalui giat membaca.
Namun, untuk memperoleh pengetahuan dengan membaca buku bacaan bukan lah perkara yang mudah, karena begitu banyak rintangan dalam prosesnya, diantaranya minimnya fasilitas penyedia buku bacaan, faktor ekonomi orang tua sehingga ketidak mampuan untuk membelikan buku bacaan serta minimnya kepedulian lingkungan terhadap ilmu pengetahuan melalui membaca.
Selain itu, berkembangnya gadget yang lebih disukai oleh anak-anak masa kini, memukinkan anak hanya berkomunikasi dan berinteraksi melalui gadget, sehingga akan menggerus budaya silaturahmi secara langsung.
"Dengan berdirinya Rumah Baca Sahabat Pena yang menempati lahan sekitar 21 meter persegi ini, saya berharap mampu menyediakan sumber-sumber pengetahuan bagi anak-anak usia sekolah serta dapat meningkatkan minat baca masyarakat secara umum," ujarnya.
Tak sekedar menjadi tempat bacaan, tambah Mul, rumah baca juga diharapkan menjadi tempat untuk bersilaturahmi dan bertatap muka untuk menggagas ide cemerlang demi kemajuan dan masa depan bangsa yang lebih gemilang.
"Mudah-mudahan, pembangunan rumah baca ini, merupakan langkah besar kita semua dalam mencerdaskan anak bangsa, khususnya bagi anak-anak di Kampung Alang Besar," ungkapnya.
Untuk biaya pembangunan rumah baca, Mul mengaku, mengocek kantong pribadinya. Sedangkan koleksi buku bacaan mendapatkan donasi dari rekan-rekan se profesinya dan dari komunitas lain.
"Alhamdulillah, untuk pembangunan rumah baca ini, saya gunakan uang pribadi dengan didukung penuh oleh keluarga kecil saya, dan untuk koleksi buku bacaan, saya juga sangat bersyukur sekali banyak teman-teman yang ikut peduli dan rela mendonasikan buku-buku kesayangan mereka," jelasnya.
Plh.Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Tangerang, R. Asep Musa Permana mengatakan, Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Tangerang sangat mendukung bagi siapa pun yang akan membangun dan mendirikan taman bacaan bagi masyarakat.
Ia juga mengapresiasi berdirinya Rumah Baca Sahabat Pena yang diinisiasi orang muda yang mempunyai keinginan ingin mencerdaskan anak bangsa.
"Kami akan mendukung penuh, inisiasi masyarakat yang akan membetuk suatu wadah atau tempat bacaan yang dapat meningkatkan minat baca masyarakat, dan kami akan mengupayakan untuk kembutuhannya," kata Asep.
Dengan adanya rumah baca di desa-desa, kata Asep, akan membantu Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Tangerang, menyebarkan literasi kepada masyarakat.
Ia juga berharap, Pemerintah Desa, dapat membina dan membantu pembangunan maupun peneyelenggaraan rumah baca atau taman bacaan yang didirikan oleh masyarakat atau komunitas untuk meningkatkan minat baca bagi masyarakat.
"Tentunya Pemerintah harus mendukung penuh terselenggaranya perpustakaan di tingkat desa, termasuk keberadaan rumah baca yang didirikan oleh masyarakat dan bisa dijadikan sebagai Perpusdes," pungkasnya.
Peresmian Rumah Baca Sahabat Pena tersebut, juga dihadiri Sekcam Teluknaga, Kepala Desa Kebon Cau, Tokoh Masyarakat, LSM Geram Banten, dan sejumlah komunitas di Tangerang.
Acara juga dimeriahkan, dengan penampilan kesenian religius hadro, dan pagelaran dongeng oleh Budi Euy. (Mad sutisna)