Ketua Generasi Muda Peduli William (30) mengatakan, Pendirian rumah pintar itu dilatarbelakangi niat yang tulus dalam memajukan pendidikan non formal anak bangsa, tepatnya di desa terpencil yang masih membutuhkan taman bacaan disamping buku pelajaran di sekolah.
Selain itu, tempat bermain sambil belajar masyarakat juga masih sangat minim yang mempunyai alat teknologi seperti komputer.
Belum lagi masih adanya warga yang buta huruf karena ketidakberdayaan ekonomi keluarga mengakibatkan tidak bisa menyekolahkan anak-anaknya di sekolah formal.
"Pendirian rumah pintar cigaru tersebut ikut menyukseskan program pemerintah wajib belajar 9 tahun dan ikut menggalakkan program Solidaritas Isteri Kabinet Indonesia Bersatu (SIKIB) dalam mendirikan taman bacaan di desa terpencil," ucapnya.
Sementara itu, Yayasan INA Generasi Cerdas INA (39) dalam kesempatan tersebut mengatakan, bahwa pihaknya berharap dengan hadirnya rumah pintar dapat membantu mewadahi komunitas belajar masyarakat serta mendorong tumbuhnya perekonomian masyarakat melalui usaha-usaha kreatif.
“Karena, kami percaya bahwa bangsa yang besar haruslah memiliki generasi yang cerdas dan berkualitas,” ujarnya.
Rumah pintar adalah salah satu program berupa penyediaan sarana pendidikan bagi masyarakat melalui berbagai sumber belajar. Rumah pintar merupakan sarana pemberdayaan masyarakat yang dapat mewadahi berbagai kegiatan dimulai dari pendidikan anak usia dini, remaja, kaum perempuan hingga kelompok lanjut usia. Keberadaan rumah pintar diharapkan dapat membangun masyarakat cerdas, inovatif, kreatif, mandiri dan sejahtera.
Untuk diketahui, Kegiatan yg di inisiasi oleh organisasi IDE INDONESIA ENTREPRENEURS (perkumpulan pengusaha muda) ini juga didukung oleh organisasi BMDK, Generasi Muda Peduli, dan Yayasan Ina Cerdas.