Sekretaris Desa Koper Ahmad Syuhada kepada awak media mengatakan, bahwa warga Desa Koper saat ini tengah waspada dan ketar-ketir khususnya warga Kampung Sepang RT. 04 RW. 02 yang memang sangat berhadapan langsung dengan Sungai Cidurian. Pasalanya setiap kali datang hujan, pasti air kiriman dari hulu sangat besar dan kencang arusnya, serta meluap keatas jalan dengan kedalaman sekitar 10 meter.
Dirinya juga mengatakan bahwa yang diperlukan saat ini adalah perhatian dari pemerintah pusat untuk selekasnya menormalisasi Sungai Cidurian dengan cara betonisasi tiang pancang, hal tersebut supaya arus yang meluap bisa tertahan maksimal oleh turap betonisasi tersebut.
“Selama ini yang dilakukan oleh pemerintah daerah yaitu hanya menurap dengan batu kali saja, hal tersebut terbukti tidak bisa menahan debit air yang meluap, sehingga bisa dibuktikan saat ini turap buatan Pemkab Tangerang kembali runtuh akibat diterjang debit air Sungai Cidurian saat tinggi airnya,” ungkap Suhada, Kamis (15/11/2018).
Senada, Tokoh masyarakat Kecamatan Kresek Alamsyah juga menuturkan, selekasnya keadaan ini bisa dirapihkan dan dibangun turap beton, yang kegunaannya untuk menahan debit air yang cukup deras jika terjadi debit air kiriman dari hulu.
“Secara itung-itungan sangat disayangkan uang ratusan juta rupiah terbuang sia-sia untuk membuat turap dari batu kali, karena pada akhirnya turap tersebut runtuh tergerus air sungai Cidurian saat meluap, semoga pemerintah pusat khususnya kementerian PUPR bisa melihat hal ini,” singkatnya. (anoy)