Di sela-sela acara tersebut Bupati Zaki mengatakan, dengan adanya penandatanganan MOU itu semakin menguatkan komitmen dari Pemerintah Kabupaten Tangerang terhadap edukasi kesehatan terutama manajemen kesehatan menstruasi (MKM) bagi anak-anak terutama di sekolah.
"Sekolah adalah tempat untuk memberikan informasi yang lengkap, bukan hanya pendidikan dan pengetahuan, tapi mengenai kesehatan ataupun pengelolaan menstruasi bagi anak-anak yang harus sudah mulai dilakukan di sekolah," jelas Zaki.
Menurut Bupati Zaki, titik beratkan seluruh kegiatan tersebut ada di sekolah karena sekolah merupakan tempat mendidik, bukan hanya akademik tetapi juga pembangunan karakter anak-anak generasi penerus untuk menjadi generasi yang tangguh, unggul dan berdaya saing.
"Melalui momen kali ini, saya ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada bapak ibu kepala sekolah negeri maupun madrasah karena berkat bapak ibu lah program manajemen kesehatan menstruasi bisa tersosialisasikan, bisa terjalankan dengan baik di sekolah-sekolah di Kabupaten Tangerang," ucapnya.
Lanjut Bupati, berbicara tentang gizi buruk maternal dan neonatal serta mengenai kesehatan masyarakat, kuncinya ada di pendidikan. Adalah tanggung jawab dan kita bersama untuk bisa memberikan pendidikan kepada anak-anak kita bukan hanya sisi akademik saja sehingga mereka nanti siap menghadapi persoalan-persoalan kesehatan yang akan mereka hadapi.
"Maka dari itu Bapa/Ibu kepala sekolah sekalian, fasilitas sarana dan prasarana yang sudah dibangun oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Tangerang wajib hukumnya dipelihara dengan baik, salah satunya adalah sanitasi sekolah kita," pintanya.
Sementara itu M. Zainal selaku perwakilan UNICEF Indonesia mengungkapkan kesadaran akan pentingnya kebersihan dan kesehatan menstruasi itu sangat penting untuk percepatan pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs). Menurut dia, masih banyak yang menganggap masalah menstruasi meruapakan hal yang sepele bahkan dianggap sebagai hal yang kotor dan menjadi urusan perempuan semata.
Zainal juga menambahkan hampir 80% anak anak tidak mengetahui informasi yang benar tentang pentingnya pengelolaan menstruasi, sehingga banyak diantara mereka hanya mengandalkan pengalaman atau tradisi. Di sisi lain, yang menjadi persoalan adalah masih adanya sekolah yang belum menyediakan fasilitas memadai, khususnya adanya sanitasi sekolah yang menyiapkan hal-hal tersebut.
"Untuk itu UNICEF pada tahun 2020 berupaya mengatasi masalah ini dengan mengembangkan aplikasi yang namanya OKY. Aplikasi ini sengaja dikembangkan di Indonesia dengan melibatkan remaja putri di Indonesia maupun Mongolia. Dan beberapa sampel diantaranya berasal dari Kabupaten Tangerang," jelasnya.
Zainal mengatakan bahwa sejarah OKY tersebut lahir dan terinspirasi dari Kabupaten Tangerang. Menurut dia, OKY adalah aplikasi yang sangat menyenangkan buat remaja putri karena remaja putri dapat memonitor periode menstruasinya sehingga mereka dapat mempersiapkan menstruasinya secara lebih baik. Aplikasi OKY juga memberikan informasi yang menyeluruh soal menstruasi.
"Saya bersyukur dan berterima sekali kasih sekali pada Pemkab Tangerang dan Bupati Zaki. Karena Bupati Tangerang lah satu-satunya yang menunjukkan komitmen nyata tentang edukasi kesehatan menstruasi kepada anak-anak didik kita. Dan satu-satunya kepala daerah yang benar-benar peduli," ucapnya.
(red)