“Bukan hanya konsep saja, tapi mereka
praktek langsung untuk membantu ketah-
anan pangan nasional,” ujar Direktur Jen-
deral Pemasyarakatan Kemenkumham, Sri
Puguh Budi Utami kepada awak media di
Aula Lapas Terbuka Kelas IIB Ciangir, Kecamatan Panongan, Jumat (8/11/2019).
Untuk mendukung program ini, Kementerian Pertanian dan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) telah menghibahkan lahan seluas 15 hektare. Program ini rupanya juga dilakukan pada WBP yang ada di sejumlah Lapas lainnya. Selain Ciangir Ditjen PAS Kemenkumham juga melakukan di Lapas Kendal dan Nusakambangan.
“Jadi Ciangir 15 hektar, Kendal 15 hektar
dan Nusakambangan 20 hektar. Lebih ditingkatkan lagi edukasinya. Untuk lokasinya didalam sekitaran lingkungan Lapas. hasil panen jangung nantinya dapat dikembangkan lagi menjadi sebuah produk yang berguna bagi masyarakat luas,” ungkap Sri.
Kepala Lapas (Kalapas) Terbuka Kelas IIB
Ciangir Kabupaten Tangerang, Sugeng Indrawan mengatakan, mekanisme waktu WBP dalam bertani yakni 8 jam perhari. Terhitung mulai pukul 8 pagi sampai 4 sore dan itu sudah termasuk dengan waktu istirahat. Selain bertani, warga binaan juga dapat menggarap peternakan dari mulai sapi hingga lele.
“Bagiannya kan pertanian, perikanan dan
peternakan. Untuk saat ini 28 warga binaan, kami mulai aktif dari dua bulan lalu,” ujar Sugeng.
Untuk persentase pembagian pertanian
untuk WBP akan mendapatkan bagian 50
persen dari jumlah keuntungan bersih.
“Sekitar 50 persen dari keuntungan bersih
untuk setiap bidangnya,” jelas Sugeng.
Menariknya, WBP yang sudah bebas
nantinya dapat kembali lagi ke Lapas untuk bertani apabila kesulitan mendapatkan
perkerjaan. Ditjen PAS Kemenkumham
membuka program outsourcing bagi mantan warga binaan yang masih menganggur.
Artinya, selain bertani, mantan WBP juga
bisa bekerja di bidang lain termasuk menjadi pelatih bagi warga binaan baru.
“Harapan kami jelas, kalau di luar belum
punya kerjaan nanti bisa pakai sistem outsorcing. Outsourcing sesuai keahlian yang
mereka punya, tapi tinggal di luar karena mereka bukan warga binaan,” jelas Sugeng. (Mad Sutisna)