Hampir satu pekan wisata Talaga Biru Cigaru sepi pengunjung, Talaga Biru cigaru yang selama ini dikunjungi banyak wisatawan diberbagai daerah kini sepi dan geliat ekonomi pun sangat menurun.
"Seusai libur lebaran ramai dikunjung, tapi setelah kejadian dan ditutup kami pun terkena dampak turunya penghasilan," ungkap Ibu Elah Hayati pedagang di lokasi wisata Talaga Biru Cigaru.
Ibu Elah (38) memiliki tiga orang anak, dan suaminya hanya sebagai ketua RT tidak memiliki pekerjaan, berdagang di wisata cigaru merupakan penopang penghasilan keluarga selain untuk menghidupi keluarga penghasilan ini untuk makan sehari-hari.
"Saya ingin wisata ini selalu ramai, anak-anak muda yang menganggur dapat menjaga parkir kembali, dan pedagang menggeliat lagi," harapan ibu elah
Liburan tahun baru 2019 saja yang pernah ramai, lanjut Ibu Elah, ketika itu pendapatan paling tinggi setiap harinya mencapai Rp. 1,5 juta sehari, kini setelah kejadian tenggelamnya wisatawan asal bandung hampir satu pekan sepi.
Hari minggu kejadian insiden tenggelam itu masih sempat mendapatkan Rp. 700 ribu, satu minggu ini buka setiap hari hanya mampu Rp. 300 ribu itu pun sudah syukur. Saya hanya berdagang minuman, makanan kecil hingga menyiapkan roko, dan cemilan.
"Masyarakat dan pedagang di Cigaru, ingin kondisi wisata ini bangkit kembali hingga dapat menopang kehidupan kami disini," ungkapnya
Saat libur lebaran tanggal 6 juni hingga 9 juni 2019, hampir 40 ribu pengunjung setiap pekan didanau cigaru, selain wisata lokal yang terjangkau wisata cigaru pun murah dan sering diberbagai daerah terdekat dibanten untuk dikunjungi.
Akses yang digunakan mulai dari pengendara motor setiapharinya 800 sampai dengan1000 motor, untuk kendaraan mobil 50 hingga 1000 jika libur panjang dan hari-hari libur nasional. Belum lagi pejalan kaki di daerah sekitarnya.
Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Cigaru, Kecamatam Cisoka Wito mengaku akan kembali berbenah mulai dari tower keamanan wisata, hingga papan informasi disekitar obyek wisata Talaga Biru Cigaru, nantinya kami membuat sarana dan prasarana lebih memadai disini.
"Kecelakaan kemarin menjadi pelajaran bagi kami, sehingga lebih jeli dan dewasa mengelola obyek wisata ini, Talaga biru cigaru potensi desa kami," ungkapnya.
Nantinya Bumdes bersama Kelompok Sadar Pariwisata (Pokdarwis) bersama-sama merumuskan kembali bagai mana Talaga Biru Cigaru nantinya berkembang, terkain insiden kemarin cukup memprihatinkan bagi kami dan pelajaran kedepan agar lebih baik lagi.
"Kami ikut prihatin dengan insiden tenggelamnya wisatawan asal bandung, pelajaran bagi kami untuk mengelola ini semua," ucap Wito yang selalu hadir menghiasi di obyek wisata cigaru.
Talaga Biru Cigaru merupakan galian tambang pasir yang dahulunya terus menjadi danau hingga sekarang, luar Cigaru hampir lebih kurang 9 hektar dan dimiliki perorangan dan pengelolaan nya oleh swada masyaakat di setiap danau-danau tersebu sehingga menjadi obyek wisata yang menjadi pilihan untuk berlibur dan berwisata foto di danau tersebut.
Talaga Biru Cigaru dilengkapi dengan flaying fox, perahu bebek, sampan eretan yang sudah dihiasi ornamen, dan spot selfi sering dikunjungi oleh anak muda, keluarga dan anak-anak untuk berlibur.
Ibu Lena (51) wisatawan asal pulau Sumatra Palembang mengunjungi Danau Cigaru Minggu, (23/6/2019). Mengaku mendapatkan informasi Talaga Biru Cigaru dari media sosial, untuk itu kami melihat disini langsung sama bagusnya dengan apa yang ada di medsos.
"Pertama saya tau cigaru dari media sosial, lantas sekalian kami berkunjung ketangerang lantas berrekreasi kemari," ungkapnya. (Mad sutisna)