Siti Kholifah mengatakan, awalnya anaknya bernama Siti Nurhasanah dibawa ke Puskesmas saat mengalami demam tinggi. Namun demamnya tidak juga reda, hingga dibawa ke Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) di Kuta Bumi, Kecamatan Pasar Kemis.
“Saat dites darah, anak saya ternyata terkena DBD. Namun saya tidak tahu dimana lokasi anak saya terserang DBD,” ujar Kholifah, Senin (11/6/2019).
Menurut Kholifah, di Desa Mekarsari sudah ada 3 orang yang terkena DBD dengan rincian 1 meninggal dan 2 lainnya masih dalam perawatan di RSIA. hingga kini pihak pemerintah setempat belum melakukan tindakan pencegahan terhadap wabah DBD tersebut.
“Yang terkena DBD di desa kami ada 3 orang, 2 masih dirawat dan satunya anak saya yang meninggal kemarin setelah dirawat sekitar 2 hari di RSIA. Saya berharap kepada pemerintah setempat terutama Kepala Desa Mekarsari, dimohon kepeduliannya agar segera turun ke warga untuk melakukan pencegahan terhadap wabah DBD. Cukup anak saya yang menjadi korban di desa ini, jangan sampai ada korban lagi,” harapnya.
Ketua RT 05/02, Mursin menambahkan, sampai saat ini belum ada penanganan pencegahan wabah DBD di Kampung Pondok Cikurus. Ia berharap pihak Puskesmas bisa bekerjasama dengan desa untuk melakukan pencegahan wabah DBD.
“Memang belum ada pencegahan seperti membersihkan jentik atau foging. Seharusnya desa dan Puskesmas bekerjasama untuk melakukan itu, agar wabah ini tidak menyebar ke warga lainnya. Untuk warga setempat juga harus menjaga kebersihan lingkungan agar lingkungan kita tidak menjadi sarang nyamuk,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan Penyebaran Penyakit Dinkes Kabupaten Tangerang, Hendra Tarmidzi menambahkan, pihaknya akan memerintahkan Puskesmas Rajeg untuk memeriksa secara langsung.
“Saya baru mendapatkan informasi tersebut, tentang meninggalnya Siti Nurhasanah. Jadi besok (Rabu, 12/6/2019) akan saya perintahkan Puskesmas untuk mencari info terlebih dahulu,” ucapnya. (Mad Sutisna)