"Meski kita masih dalam kondisi normal, namun curah hujan yang terus menerjang Kabupaten Tangerang, menjadi kewaspadaan bagi semua elemen masyarakat, sehingga pencegahan dini jauh lebih utama," terang Zaki kepada wartawan. Selasa ( 29/1/2019).
Zaki mengakui, sudah memerintahkan Dinas Kesehatan dan Puskesmas supaya mengantisipasi semenjak dini penyebaran DBD ini, dimana petugas harus turun langsung kepada masyarakat.
"Pemerintah dan Dinas Kesehatan harus mensosialisasikan terkaitan Pemberantasan Sarang Nyamuk atau PSN, serta budaya 3M dengan cara Menguras, Membersihkan dan Menimbun," paparnya.
Sementara itu Hendra Tarmizi Kabid Pencegahatn dan Pengendalian Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang mengatakan, secara data pada Januari 2019 terdapat 36 kasus dan tersebar di sejumlah Kecamatan di Kabupaten Tangerang.
"Secara angka memang ada peningkatan bila dibandingkan dengan data pada Desember 2018 kemarin, dimana pada bulan Desember terdapat sekitar 4 kasus DBD," terangnya.
Hendra menjelaskan, jika dibanding pada bulan Januari tahun 2018, angkanya pun cukup tinggi dimana pada bulan Januari tahun ini, dimana pada tahun lalu dan sekarang 36 kasus.
"Namun demikian, angka ini masih jauh lebih sedikit bila dibandingkan dengan Kota Tangerang, Tangerang Selatan serta Kabupaten Serang, yang pasien DBD nya mencapai diatas 70 Orang, bahkan salah satu wilayah tadi pasien DBD nya ada yang mencari lebih dari 100 pasien," sanggahnya.
Hendra mengakui, penanganan DBD sesungguhnya bisa dilakukan dengan banyak cara, mulai dari Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), dan kegiatan Menguras, Membersihkan dan Menimbun atau 3M.
"Jadi Fooging, adalah bukan solusi utama dalam memberantas DBD, meski sebagian masyarakat menganggap penting kegiatan tersebut, sesungguhnya kegiatan PSN dan 3M jauh lebih penting," jelasnya.