Sahad menjelaskan, rusaknya jembatan jalan penghubung di lingkungan mereka dikarenakan dampak pembangunan perumahan Graha Delta Nusamas yang diketahui saluran air sangat tidak sesuai dengan debit air lebih parahnya terlihat di penghujung saluran terusan air tersebut putus tepat di pemukiman dan warga khawatir kebanjiran.
"Sebelumnya kondisi jalan ini masih bisa di lalui tetapi saat ada pembangunan proyek perumahan tersebut airnya mengalir ke kali yang kecil ini sampai jembatan penghubung kampung kami rusak dan hampir terputus, kami juga khawatir kebanjiran jika tidak di tindak lanjuti oleh pengembang karena saluran pembuangan air tidak sesuai dengan debit, bisa di lihat terusan airnya tepat depan kampung kami," keluh Sahad, Minggu (05/11/2023).
Senada dikatakan pengguna jalan lainnya Hasan, jembatan jalan penghubung kampung tersebut merupakan salah satu akses utama warga setempat.
Menurutnya, pembangunan harusnya tidak mengorbankan masyarakat setempat apalagi dengan merusak fasilitas umum. Sebelum berjalan pembangunan, pemerintah setempat mestinya menekankan kepada para pengembang perumahan agar tidak merusak fasilitas warga dan secepatnya bertanggung jawab apabila terjadi apapun yang merugikan masyarakat.
“Dengan kondisi jembatan yang rusak parah, wajar kalau masyarakat berasumsi bahwa ada pembiaran dari pengembang dan pemerintah,” cetus Hasan.
Ia berharap, para pengembang jangan hanya mengutamakan meraup keuntungan dari proyek propertinya, tetapi juga bertanggung jawab atas hak masyarakat sekitar.
Sampai saat berita ini di tayangkan Pengembang Perumahan Graha Delta Nusamas dan Pemerintah Desa Pasanggrahan serta Pemerintah Kecamatan Solear belum memberikan penjelasan terkait keluhan warganya. (Lingga)