"Kami meyakini pasangan (capres-cawapres) Ganjar - Yenny Wahid itu sangat ideal dan berpeluang memenangi Pilpres 2024," kata Yahya di Lebak, Banten, Rabu (24/8/2023).
Ganjar yang diusung PDI Perjuangan memiliki hak prerogatif untuk memilih pendamping cawapres.
Hal itu pernah dilakukan pada Pemilu 2019, dimana Presiden Joko Widodo memilih wakilnya KH Ma'ruf Amin.
Kemungkinan pengalaman seperti itu bisa diulang oleh Ganjar dengan didampingi wakilnya Yenny Wahid.
Apalagi Ganjar sudah mendatangi pertemuan dengan Yenny di kediaman keluarga Gus Dur, di kawasan Ciganjur, Jakarta Selatan.
Meski putri Gusdur itu tidak memiliki partai politik, namun memiliki basis massa yang besar dari Nahdliyyin di pelosok - pelosok desa juga di perkotaan, termasuk Gusdurian.
Bahkan, Gusdurian se Indonesia akan bekerja keras untuk memenangkan Yenny Wahid jika mendampingi capres Ganjar.
"Saya kira dukungan terhadap
Yenny Wahid cukup besar elektoral suara untuk memenangkan Pilpres 2024," kata Yahya.
Menurut dia, PDI Perjuangan sebagai partai pemenang Pemilu 2014 dan 2019 dipastikan akan terulang kembali Pemilu 2024.
Pasangan Ganjar - Yenny sangat cocok dan para Nahdliyyin juga Gusdurian mendukung penuh untuk memilih pasangan tersebut.
Selain itu juga ditambah elektabilitas PDI Perjuangan masih tinggi karena sebagai partai politik pemenang Pemilu.
"Kami meyakini pasangan Ganjar -Yenny bisa satu putaran pilpres," kata mantan anggota DPRD Lebak. (Cecep)