Dalam kegiatan tersebut, pihak sekolah harus menggunakan sistem double shif yaitu shif pagi dan shif siang sebagai ruang sementara untuk dilakukan sarana belajar mengajar. Hal ini memerlukan perhatian khusus dari pihak Pemerintahan terkait untuk dibangunnya tambahan ruang kegiatan belajar mengajar yang nyaman.
Kepala Madrasah iing sape'i menyampaikan keluh kesahnya kepada awak media, Jumat (10/6/2022), bahwa sangat menginginkan adanya pembangunan ruang kelas baru, karena masih kurangnya ruang kelas yang dibutuhkan.
Sementara untuk jumlah siswa yang bersekolah di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Mathlaul Huda Bojongkamal berjumlah 176 siswa yang diajar oleh 11 Guru Madrasah dengan jumlah ruang kelas sebanyak 3 lokal, sedangkan sekolah membutuhkan 6 ruang kelas.
"Butuh sekali ruangan kelas yang baru untuk kegiatan belajar mengajar sebanyak 6 lokal, karena ruang yang ada saat ini hanya ada 3 lokal, jadi kami masih kekurangan 3 lokal," ungkap iing.
Ia berharap kepada kementrian agama (Kemenag) atau pun pemerintah daerah, bisa memberikan perhatian ke sekolah Madrasah Ibtidaiyah, demi terciptanya proses belajar mengajar yang lebih baik.
(Heri)