"Kemajemukan jangan terus menerus dijadikan sebagai persoalan, justru harus disyukuri sebagai sebuah keterbukaan yang menjadikan lebih berwarna. Satu syarat yang tidak boleh kita tinggalkan, yaitu saling menghormati dan saling menghargai dalam bingkai kebhinekaan untuk terus berkaya nyata dalam pembangunan. Mari kita bangkit bersama, bergerak bersama menuju masyarakat sejahtera", tutur H Mad Romli setelah mengikuti acara Festival Hak Asasi Manusia (HAM) 2021 yang dibuka oleh Menko Polhukam Mahmud MD secara virtual, Rabu (17/11/2021).
Festival HAM 2021 bertema "Bergerak Bersama Memperkuat Kebhinekaan Inklusi dan Resilinesi". Acara ini diselenggarakan oleh Komisi HAM Republik Indonesia bekerjasama dengan International NGO Forum on Indonesia Development (INFID) dan diikuti pemerintah daerah seluruh Indonesia. Acara ini mendorong pemerintah daerah bersama para pemangku kebijakan lainnya di bidang keagamaan, pendidikan, dan organisasi masyarakat untuk berpartisipasi merayakan keberagaman sebagai sebuah berkah untuk bergerak bersama.
H Mad Romli mengungkapkan festival ini sangat relevan dengan kondisi saat ini, di mana sikap saling asah, asih, asuh dan saling menghormati serta menghargai menjadi hal yang tidak mudah dilakukan dan sering diuji. Kabupaten Tangerang yang penduduknya hampir mencapai 4 jiwa terdiri dari macam suku, agama, budaya dan latar belakang sosialnya merupakan modal awal pembangunan yang harus dipelihara dan dimanfaatkan dengan mengedepankan persatuan dan kesatuan sehingga pembangunan dapat terus berjalan.
Ketua Komnas HAM RI Ahmad Taufan Damanik menjelaskan Bangsa Indonesia lahir dari keberagaman bukan persamaan. Keberagaman dan perbedaan pendapat adalah hal yang wajar dan alamiah, problemnya adalah kemauan untuk saling menghargai dan menghormati. Hal inilah yang kemudian diusung menjadi gagasan penyelenggaraan even tahunan Festival HAM 2021.
Dia berharap kegiatan ini menggugah dan membangkitkan semua pihak untuk lebih menghormati dan menghargai satu dengan yang lain. "Mari kita nikmati Festival HAM ini dengan menempatkan unsur HAM ini sebagai unsur kegembiaraan, hak asasi bukan untuk ditangisi tetapi untuk kita rayakan sebagai bagian hidup yang bahagia, yang sejahtera, dimana satu sama yang lain bukan saja gerak bersama tetapi sejahtera bersama", kata Taufan Damanik.
(Red)