Pasalnya, terpantau tempat tinggal warga yang sekarang, kini makin layak huni dengan penataan rupangnya seperti nuansa perumahan komplek dilengkapi fasilitas prasarana umum.
Warga Kampung Garapan Baru Desa Muara Kecamatan Teluknaga Fitri mengatakan rumah yang baru nya itu sangat layak ditempati. Dirinya mengungkapkan bahwa akses jalan cukup luas dan tak mengalami banjir rob dibandingkan sebelum direlokasi.
"Sangat layak ini bang, kita jadi dibuat betah, rumah yang sekarang bagus. Udah jalan lebar terus gak pernah kena banjir rob," ujar Fitri saat berbincang dengan wartawan di kediamannya, Selasa (9/3/2021).
Senada di sampaikan warga Kampung Jati Baru Desa Selembaran Jati Kecamatan Kosambi Tabrani, mengutarakan tempat tinggal yang baru direlokasi sama persis luasnya dengan dulu seluas 400 meter persegi.
Selain itu, Tabrani mengaku rumahnya semakin modern lantaran budget ganti bangunan yang lama sangat pantas. Sehingga, ia bisa membuat kontruksi bangunan rumah dengan sesuai design keinginannya.
"Kan dulu saya tinggal di Kelurahan Kosambi Barat Kampung Talang, kena relokasi dan dipindah di Kampung Jati Baru Desa Selembaran Jati ini dengan keluarga besar juga. Alhamdulillah nyaman rumahnya lebih enak disini," terangnya.
Mantan Lurah Kosambi Barat ini pun menuturkan sebelumnya tinggal di tempat lama, jalan yang yang di lalui hanya muat dengan motor dan pejalan kaki. Namun, kini Kampung Jati Baru luas 4 hektar tata ruangnya cukup baik seperti kawasan perumahan.
"Jalan aja sekarang muat mobil dua, tertata dengan baik prasarana fasilitas umumnya," ujar Tabrani.
Tokoh masyarakat sekitar ini pun membantah jika kena relokasi rumah pengembang di wilayahnya tidak bisa memiliki rumah baru. Malah, kata Tabrani masyarakat sangat bersyukur tempat tinggal yang sekarang.
"Itu tergantung orangnya pak. Kalau uangnya ditata untuk kebutuhan ekonomi rumah tangga pasti bersyukur, tapi kalo dipake buat foya-foya semalam juga bisa habis bahkan bisa kekurangan kali," tandasnya.
Sementara itu, panitia relokasi Desa Selembaran Jati Arsidi menjelaskan, bahwa mekanisme kerjanya relokasi yakni, sosialisasi, pengecekan surat-surat dan penentuan harga ganti bangunan variatif. Untuk lahan, dikatakan hanya sifatnya relokasi sesuai ukuran tanah.
"Itu di mulai sekitar akhir tahun 2017. Awal tahun 2018 lahan pemilik rumah yang lama di ukur terlebih dahulu. Kemudian, di ploting lahan yang baru akan di tempati warga. Lalu di pertengahan tahun dibayar bangunannya kebetulan saya juga salah satu yang kena relokasi," papar Arsidi.
Menariknya, Arsidi mengatakan banyak permintaan dari warga terkait penempatan lahan yang akan dibangun dengan cara di berikan patok. Banyak yang tidak kebagian bahan material juga.
"Warga senang, senangnya apa ? megang duit gak kelamaan. Gak ada keluhan sudah 2 tahun ini, jadi warga serentak ngebangun rumahnya kayak perlombaan. Sampai saya sendiri gak kebagian bahan meterial, karena saking banyaknya yang beli kontan," ucapnya.
Disisi lain, pengembang pun telah membangun Masjid Jami Al-Muhajirin di Kampung Garapan Baru, Desa Muara, Kecamatan Teluknaga sebagai bentuk kepedulian umat beragama.
"Saya sangat bersyukur adanya masjid yang dibangun pengembang, masyarakat sini juga seneng dibangun sarana ibadah buat kebaikan, kata Ustaz Marta yang juga Imam Masjid Jami Al-Muhajirin, dikediamannya.
Marta mengatakan, selama belum berdirinya Masjid Jami Al-Muhajirin, masyarakat melakukan ibadah hanya di mushola, dan saat menjalani shalat jumat masyarakat melakukannya di masjid yang lumayan cukup jauh dari rumah mereka.
"Kalau mushola ada dibagian ujung kampung kita, dan kalau masjid baru yang ini satu yang dibangun, ada juga masjid satu lagi agak jauh dari kampung kita, saya terima kasih pada perusahaan pengembang yang sudah bangun masjid, warga sini shalat jumat jadi lebih dekat," ungkapnya.
(Mad Sutisna)