Kakek ini sudah hampir 3 tahun bergelut dengan penyakit aneh yang dideritanya. Bagian kepala membesar, dan bola mata sebelah kiri semakin membesar.
Keluarga pun binggung dengan penyakit yang menimpanya Tatang tersebut. Meski sudah berulangkali keluar masuk rumah sakit untuk berobat tetapi penyakitnya tak kunjung sembuh bahkan terlihat semakin parah.
Harta benda pun sudah ludes untuk biaya penyembuhan Tatang. Ia dan keluarga sudah tak mampu lagi memeriksakan penyakitnya itu karena sudah tidak ada biaya lagi. Saat ini mereka hanya bisa pasrah dan berharap kepada uluran tangan yang peduli terhadap diri dan keluarganya.
Akibat penyakit anehnya itu, Tatang hanya bisa berdiam diri di rumah. Ia mengaku malu keluar rumah untuk berkomunikasi dengan warga lain karena penyakitnya tersebut. Ditambah kondisi fisiknua semakin melemah.
"Sudah sejak 3 tahun yang lalu sakitnya, kalau sampai sekarang 3 bulan saya menderita penyakit ini dan terasa semakin parah, saya sendiri tidak tahu penyebabnya, tiba-tiba kepala membesar, bola mata membesar dan berubah seperti ini," tuturnya.
Tatang menuturkan, dirinya saat ini hanya bisa pasrah karena keluarga sudah tidak mempunyai biaya lagi untuk penyembuhan. Selama ini ia tinggal bersama istrinya Emun (50) dan anak bungsunya Saepul Bahri (28). Sementara anak pertama Siti Umyati (30) dan Anak keduanya Yati Hartati (28) sudah berkeluarga dan tidak tinggal serumah.
"Mau gimana lagi, kami sekarang hanya bisa pasrah dan berharap ada yang membantu, kalau sedang datang rasa sakit, hanya bisa terdiam diri, merasakan rasa sakit, kejang dan tidak tidur hingga dus hari dua malam," tuturnya.
Sementara itu, Ketua RT. 06 Desa Cikareo Samsudin mengungkapkan, sudah lama Tatang menderita penyakit yang langka tersebut. Berbagai upaya juga dilakukan keluarga dengan dibantu masyarakat dan Desa. Namun hingga kini belum membuahkan hasil yang baik.
Tatang oleh keluarganya dan pemerintah Desa Cikareo sempat dibawa ke RSUD Balaraja untuk mengecek atau memeriksakan penyakitnya. Setelah beberapa hari di rawat, pihak dokter menyarankan agar Tatang dirujuk ke RS Siloam. Lantaran tidak mempunyai biaya, keluarga akhirnya memutuskan untuk pulang ke rumah.
"Dulu sudah pakai BPJS Kesehatan Kelas 2 dan dari pihak Desa Cikareo membantu mengantarkan pake mobil Desa, Namun ketidak adaannya biaya operasional untuk bolak balik ke Rumah Sakit, akhirnya Tatang dibawa pulang ke rumah," ungkap Samsudin.
Usai pulang dari RSUD Balaraja, lanjut dia, Tatang tidak mendapatkan perawatan medis. Bahkan, pihak keluarga juga sudah berkeliling ke beberapa pengobatan tradisonal, namun belum sembuh juga.
"Kami juga berusaha terus mendampingi Tatang agar mendapatkan penanganan, tetapi hingga kini belum bisa sembuh," terangnya.
Menurut dia, penyakit aneh yang diderita itu juga membuat Tatang depresi. Ia tak pernah keluar rumah. Karena kondisi tubuh sudah tidak bisa di gerakan dan seluruh badan terasa kaku dan lemas.
"Sangat memprihatinkan, kami sudah berupaya semaksimal mungkin. Tapi, akibat keterbatasan dana penyakit Tatang belum bisa disembuhkan, semoga pihak Pemerintah Kabupaten Tangerang dan para Dermawan bisa membantunya," pungkasnya.