Pesantren yang berjarak sekitar 35 km dari Mapolresta Tangerang beberapa waktu lalu mengalami kebakaran yang menghanguskan hampir seluruh bangunan pesantren. Kebakaran juga turut melahap kitab kuning dan kebutuhan makanan santri yang berjumlah sekitar 150 orang.
“Musibah kebakaran, tentu membuat aktivitas belajar santri terhambat. Untuk itu, dengan segala keterbatasan dan kekurangan yang kami miliki, kami mencoba turut membantu meringankan beban pesantren,” kata Sabilul.
Pada kesempatan itu, Sabilul memberikan sejumlah bantuan bahan pokok dan bahan bangunan. Menurutnya, sudah ada beberapa dermawan yang menyumbang untuk pembangunan dan memenuhi kebutuhan santri.
“Prinsipnya, kami ingin mengajak semua pihak untuk peduli terhadap lembaga pendidikan asli Nusantara ini. Agar, kegiatan mengaji santri dapat terus berjalan dan melanjutkan syiar ajaran Islam,” terangnya.
Sabilul melanjutkan, proses belajar santri jangan sampai terhenti karena musibah kebakaran itu. Untuk itu, dia pun mendorong agar proses pengerjaan dikebut. Agar, para santri dan santriwati dapat kembali melanjutkan pendidikan agama.
“Kami berharap, dengan gotong-royong proses pembangunan pesantren dapat segera rampung.,” tukasnya.
Pimpinan Pondok Pesantren Riyadul Ibtida' KH. Ahmad Rifai mengatakan, musibah kebakaran tidak menimbulkan korban jiwa. Namun kerugian materi, kata dia, jumlahnya cukup besar. Menurutnya, hal yang paling berat adalah saat hampir semua kitab kuning yang dipelajari ludes terbakar.
“Semoga dengan bantuan ini, kami dapat mendirikan kembali pesantren agar para santri dapat memiliki tempat dan memiliki kitab untuk mengaji,” tandasnya.