Dalam tuntutannya, mereka meminta Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar untuk dapat mengurangi angka pengangguran.
Ketua Kordinator Aksi PMII Tangerang Raya, Adi Putra mengatakan, demonstrasi ini dilakukan atas keluh-kesah yang terjadi di masyarakat. Khususnya pada permasalahan ketenagakerjaan di Kabupaten Tangerang, yang selama ini menurut Adi Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar belum dapat memberikan solusi terkait permasalahan tersebut.
“Memang pada saat ini permasalahan penggangguran di Provinsi Banten menempati peringkat kedua pengangguran tertinggi di Indonesia, dan Kabupaten Tangerang turut menyumbang angka pengangguran tersebut. Maka dari itu kami meminta kepada pak Zaki untuk memberikan solusi yang efektif untuk mengurangi angka pengangguran,” jelasnya.
Pemerintah, harus segera memberikan solusi-solusi dan kebijakan untuk persoalan pengangguran tersebut. Dari hasil kajian, PMII mendapati adanya 123 ribu masyarakat Kabupaten Tangerang yang belum memiliki pekerjaan pada 2017 kemarin.
“Per 2017 itu 123 ribu, dan memang pada tahun 2018 ini ada penurunan angka pengangguran sebesar 83 ribu. Tetapi penurunan tersebut tetap menjadikan daerah Kabupaten Tangerang menjadi penyumbang terbanyak jumlah pengangguran di Provinsi Banten,” katanya.
Adi menjelaskan, Bupati Tangerang harus segera, membuat kebijakan dan program untuk permasalahan tersebut. Pasalnya, bila tidak teratasi dengan baik permasalah pengangguran ini dapat menyebabkan kesenjangan ekonomi di masyarakat.
“Sementara Kabupaten Tangerang ini memiliki sektor industri tumbuh subur, seperti julukannya kota seribu industri. Namun kenapa angka pengangguran ini masih banyak, jadi kami meminta kepada bupati untuk segera menyikapi permasalahan tersebut,” ungkapnya.
Sementara itu, Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar menyampaikan, bahwa dalam waktu dekat Pemerintah Kabupaten Tangerang akan segera membangun Balai Latihan Kerja (BLK) di dua wilayah yakni di Kecamatan Kosambi dan Kecamatan Kelapa Dua.
“Secepatnya akan kami bangun BLK, untuk mengurangi angka pengangguran,” jelasnya.
Pantauan di lokasi, aksi demonstrasi tersebut juga mendapatkan pengawalan yang ketat dari kepolisian Polsek Tigaraksa.
Kapolsek Tigaraksa, Kompol Dodid Prastowo menambahkan, aksi demontrasi tersebut berlangsung cukup aman dan kondusif tanpa adanya kericuhan yang membuat kenyaman atau ketentraman masyarakat terganggu.
“Kami menurunkan porsonel sebanyak 50 orang untuk melakukan pengamanan terhadap massa aksi. Aksi tersebut dapat diterima Pemerintah Daerah (Pemda), dan setelah diterima akhirnya mereka langsung membubarkan diri dengan tertib dan aman,” ujarnya.