“Kita sekarang ruas jalan yang menghubungkan empat kecamatan itu sudah bisa dilintasi berbagai jenis kendaraan,” kata Kepala DPUPR Kabupaten Lebak Irvan Sayutufika, S.T di ruang kerjanya, selasa (06/08/2024).
Pembangunan jalan Muncang – Panggarangan merupakan komitmen pemerintah daerah untuk mempercepat penanganan kemiskinan ekstrem.
Selama ini, ruas jalan tersebut berada di pelosok dan jumlah warga yang kategori miskin cukup banyak.
Penyebab kemiskinan itu karena biaya transportasi sangat tinggi sehingga dibuka jalan tersebut.
Saat ini, kata dia, kegiatan ekonomi masyarakat di daerah itu bisa dilakukan selama 24 jam untuk memasarkan hasil komoditi pertanian, perikanan dan perkebunan ke luar daerah.
“Kami optimistis dampak pengoperasian jalan itu dapat mendongkrak pendapatan ekonomi masyarakat,” paparnya.
Menurut dia, pembangunan jalan Muncang – Panggarangan sebagai proyek multiyear yang dialokasikan oleh APBD Lebak untuk membuka daerah terisolir.
Dimana kondisi jalan itu melintasi desa-desa terpencil sehingga dipastikan perekonomian masyarakat setempat berjalan lancar.
Bahkan, mereka petani mengangkut pisang, kelapa, cengkih dan aneka sayuran serta buah-buahan ke Rangkasbitung hingga Jakarta bisa menghemat biaya transportasi.
“Kami memastikan tingkat ekonomi masyarakat setempat cukup sejahtera dengan beroperasinya jalan Muncang – Panggarangan itu,” sebutnya.
Ia menyebutkan, saat ini, kondisi jalan di Kabupaten Lebak sampai tahun 2024 sepanjang 749,37 kilometer dengan kondisi baik 562,3 kilometer atau 75,04 persen , sedangkan kondisi jalan yang tidak baik sekitar 187,06 kilometer atau 24,96 persen.
Pemerintah Kabupaten Lebak tahun ini mengalokasikan anggaran Rp79,8 miliar untuk pembangunan jalan, rekonstruksi jalan, rehabilitasi jalan dan pemeliharaan rutin.
“Kami menargetkan lima tahun ke depan kondisi jalan di Lebak cukup baik dan bisa menghapuskan kemiskinan ekstrem nol persen,” tukasnya. (Cecep)