Salah satu warga Kampung Cileles RT 02/ RW 05, Desa Bantar Panjang, Hendrik mengatakan kurang lebih, ada 2.000 rumah warga di Kampung Cileles, Namprak, Muncung, Sukaraja, Cilimus, Kadeper, dan Cibaregbeg. Menurut Hendrik, awalnya ke 7 kampung tersebut tersalur ke Kabupaten Tangerang kelistrikannya.
“Awalnya si tersambungnya ke Kabupaten Tangerang, namun ketika tahun 2012/2013 itu tiba-tiba saja masuk ke Kabupaten Bogor, saya juga tidak tahu kenapa bisa seperti itu. Kurang lebih ada 2000 rumah di Desa Bantar Panjang, Kecamatan Tigaraksa,“ kata Hendrik kepada Wartawan, Selasa (12/11/2019).
Hendrik mengatakan, semua warga yang listriknya nyambung ke Kabupaten Bogor mengeluh, dan menginginkan agar listriknya disalurkan ke Kabupaten Tangerang. Pasalnya, listrik yang disuplai dari Kabupaten Bogor sering meti listrik walaupun tidak ada hujan ataupun petir, dia juga berharap listrik di kampungnya bisa disalurkan ke Kabupaten Tangerang, karena kampungnya berada tidak jauh dari Pusat Pemerintahan Kabupaten Tangerang.
“Dalam waktu satu minggu bisa dua kali mati listrik, padahal tiak ada hujan atau badai. Sementara tetangga kampung yang listriknya tersalurkan ke Kabupaten Tangerang rumahnya selalu terang jarang mati listrik, padahal kampung kami sangat dekat dengan puspem tetapi sangat disayangkan listriknya nyambung ke Bogor,“ katanya.
Sementara itu, saat dimintai tanggapan terkait banyaknya rumah warga yang listriknya disuplai dari Kabupaten Bogor. Rahyuni Camat Tigaraksa mengaku, tidak mengetahui hal tersebut, dia juga menghimbau, agar masyarakat menanyakan langsung kepada Perusahaan Listrik Nenagara (PLN).
“Sebaiknya dikordinasikan kepada pihak Perusahaan Listrik Negara (PLN) secara langsung,“ katanya. (Mad Sutisna)