Kepala Seksi Perlindungan Sosial dan Bencana Alam Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang, Lilis mengatakan, jika pihaknya tidak mengetahui adanya peristiwa Nuriah si gadis keci yang disekap oleh Sanah (bibinya) yang mengalami gangguan jiwa.
Ia juga mengatakan jika dirinya tidak mengetahui jika di Kampung Pagenjahan RT 04/ RW 02 banyak ditemukan warga yang memiliki gangguan jiwa, dikarenakan tidak ada yang melaporkannya kepada Dinas Sosial.
“Saya saat ini aja baru tahu, kita juga tidak tahu jika masyarakat atau pihak pemerintah terdekat seperti Desa atau Kecamatan tidak melaporkan, semestinya kan ada laporan dulu ke Puskesmas baik oleh warga atau oleh pihak desa, nanti pasca pengobatannya baru Dinas Sosial, “ ucap Lilis.
Menurut Lilis, Dinas Sosial itu turun tangan ketika adanya penolakan dari pihak keluarga penderita ODGJ ketika sipenderita akan diobati atau pihak keluarga ODGJ tidak mampu membawa penderita ODGJ ke RSJ, Lilis juga mengatakan jika Dinas Sosial Kabupaten Tangerang sudah bekerja sama dengan pihak RSJ Marjuki Mahdi di Bogor.
“Kita memang sudah bekerja sama dengan RS Marjuki Mahdi, kita juga sudah memberangkatkan beberapa kali penderita Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ), dan semua itu gratis tanpa dipungut biaya, “ ucapnya.
Lilis menegaskan, agar RT/ RT, Desa, atau Puskesmas membuat laporan terkait adanya penderita ODGJ di Kampung Pagenhajan, Desa Pagenjahan, Kecamatan Kronjo, agar Dinas Sosial bisa langsung turun untuk membantu.
“Nanti dibuatkan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) dan didata dulu fotocopy KK serta KTP, jadi buat laporan saja dulu, paling tidak ke Puskesmas,“ tegasnya.
Sementara itu, Hariri tetangga terdekat Sanah salah satu warga penderita ODGJ di Kampung Pagenjahan mengatakan, bahwa di Kampungnya cukup banyak warga yang menderita ODGJ, terutama di RT 04/ RW 02, namun dirinya tidak mengetahui apa penyebabnya.
“Kalau semua ada 6, salah satunya Sanah yang kemarin nyekap Nuriah, lalu Rasmi ibunya Nuriah, Qoyum, Bahri dan 2 lagi saya lupa namanya,“ ucapnya.
Hariri membeberkan, para ODGJ ini berfariasi, kalau Rasmi kegiatan sehari-harinya mencabut rumput dihalaman rumahnya, bahkan terkadang sering menangis dan merengek-rengek ingin pergi ke sawah, sementara Sanah terkadang marah-marah kepada ibunya yang sudah uzur dan sering membanting gelas dan piring.
Lanjut Hariri, lalu Qoyum ini berdiam diri terus didalam rumah, menurut Hariri, Qoyum ini sebelumnya normal dan rajin mengaji, bahkan menjadi Qori di Kampung Pagenjahan, namun Hariri nampak bingung kenapa Qoyum bisa seperti itu.
“Variasi juga si ada yang galak terhadap warga, ada yang diam saja ada juga yang setiap harinya mencabut rumput di halaman rumah, yang galak ini Bahri, dia sering memarahi orang yang lewat depan rumahnya, yang aneh lagi itu si Qoyum, dia ini ibadahnya sangat rajin, qorri disini,“ bebernya. (Mad Sutisna)