Rata-rata warga desa memiliki Lumbung padi (leuit) untuk bekal hidup sehari-hari. Sedikitnya ada 5 ribu lumbung padi berdiri disekitar rumah warga semua berisi padi penuh.

Sekertaris Lembaga Adat Cisitu Yoyo Yohenda atau lebih akrab dipanggil Jaro Uta Memaparkan keberadaan lumbung padi di Cisitu memiliki lahan pertanian sekitar 1300 Ha dan bila dibutuhkan masih bisa bertambah antara 500 sampai 600 Ha. Jumlah lumbung padi yang ada, rata-rata per lumbung berisi tiga setengah (3,5) ton padi secara keseluruhan masih tersedia tujuh belas juta lima ratus kilogram beras. Kamis (21/01/2021).

"Cukup melimpah, bahkan tidak heran apabila di daerah kami ada beras berumur 5 sampai 10 tahun, dan perlu diketahui juga bahwa lahan pertanian yang ada sekarang ini sekitar 1300 Ha dan kami bisa menambah lahan sekitar 500Ha sampai 600 Ha hanya saja itu di-Wilayah TN," ujarnya.

"Ketersediaan padi yang ada ini, kami lakukan hanya satu kali penanaman padi dalam setahun. Nah, bila kami menanam padi dua kali dalam setahun, mau diapakan padi yang melimpah ini," kata Yohandi.1

Hal senada dikuatkan oleh Ketua Adat Kasepuhan Cisitu Abah Haji Okri yang berpuluh tahun silam pernah ke Istana Negara atas Undangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) waktu itu.

"Abah bersama Yohandi, sekarang ini sedang mencari cara dan terus berkoordinasi dengan berbagai pihak, agar hasil bertani yang melimpah ini bisa dipasarkan. Sebab tidak jarang padi di lumbung itu sampai puluhan tahun. Lebih miris jika sudah tidak bisa dikonsumsi akhirnya bisa terbuang," papar Okri.

"Nah doakan saja kedepan padi (Pare Gede) dari Cisitu, bisa terjual dan dikonsumsi oleh masyarakat luar. Tentu ini semua butuh kerja sama berbagai pihak." Tutupnya. (Dicky Abias)