"Coba cermati terutama jika yang diajukan itu adalah Wakapolri atau satu di antara empat bintang tiga lainnya," kata pengamat kepolisian, Suryadi, M.Si, Jumat (08/1/2021) di Jakarta.
Jika yang diusulkan Presiden ternyata Wakapolri Komjen Dr. Gatot Edy Pramono, besar kemungkinan posisi yang ditinggalkan akan diisi oleh bintang tiga lain yang secara struktur berada di bawahnya.
Di antara mereka itu yakni Drs. Agung Budi Maryoto (Irwasum), M.Si, Dr. Rycko Amelza Dahniel (Kabaintelkam), Drs. Listyo Sigit Prabowo, M.Si (Kabareskrim) atau Drs. Agus Andriyanto, S.H.,M.H (Kabaharkam).
Mutasi di jajaran teras Polri itu, patut diduga akan menggeser para bintang dua yang kini Kapolda yaitu Purwadi Ariyanto (Lampung), Ahmad Dofiri (Jabar), M Fadil Imran (Metro Jaya), Nico Afinta (Jatim), dan Agung Setya Imam Efendi (Riau)
"Bila Kepala BNPT Komjen Dr. Boy Rafli Amar yang dicalonkan jadi Kapolri baru, maka jabatan yang ia tinggalkan sangat mungkin diisi oleh Rycko yang memang banyak menggeluti pemberantasan terorisme. Tapi, semua bintang tiga itu pati terbaik Polri," ungkap Suryadi
Jadi, apakah Gatot atau Boy yang diajukan oleh Presiden, tetap saja akan berdampak pada pergeseran di sejumlah Kapolda "potensial" tadi.
Diketahui, dari kelima Kapolda tersebut baru akan pensiun dalam 3 - 5 tahun mendatang.
Akan tetapi, mereka yang paling potensial untuk promosi ke jabatan yang disandang oleh bintang tiga di Mabes Polri adalah Kapolda Lampung dan Kapolda Riau.
Dugaan itu muncul mengingat Purwadi dan Setya "more and least" sama sudah dua tahun menjadi Kapolda.
Dengan demikian, kata penulis sejumlah buku tentang Polri dan tokoh Polri itu, Purwadi dan Setya paling lama menjadi Kapolda dibandingkan tiga sejawadnya, Ahmad Dofiri, Fadil, dan Afinta.
Suryadi mengatakan, mutasi dan promosi selama masa kepemimpinan Kapolri Jenderal Azis cukup sering dilakukan Selama 24 bulan Idham menjadi Kapolri setiap satu - dua bulan terbit Surat Telegram mutasi promosi bagi sejumlah Pamen sampai ke Pati.
Hal itu erat kaitannya dengan langkah-langkah yang diambil Kapolri untuk pemberdayaan SDM dan pembinaan karir di Polri.
Kapolri Idham sejak awal dalam soal pembinaan karir, sangat pantang bila hal didekati sebagai pribadi.
"Hal dinas apalagi urusan jabatan, tidak ada lewat 'jalur belakang'. Istrinya pun dia peringatkan agar jangan sampai dimanfaatkan untuk pendekatan pribadi kepadanya," kata Suryadi.**