Gerakan 'makan buah dan sayur' merupakan komitmen Pemda Kabupaten Tangerang melalui Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan sebagai rasa peduli bagi anak-anak dengan memberikan buah dan sayur sebagai makanan pendamping nasi atau gandum kepada anak usia 3-6 tahun dengan tujuan agar anak-anak yang diberikan buah dan sayur mendapatkan berbagai khasiat dari buah dan sayur tersebut juga membentuk anak yang sehat dan cerdas.
Seperti diketahui anak-anak merupakan aset yang dimiliki sebagai generasi penerus bangsa. "Anak-anak ibu disini, seumuran ini merupakan anak-anak generasi emas, jadi harus dijaga pola makannya," ujar Aziz Gunawan.
Acara dimulai dengan penampilan dari para siswa SDIT dan SMPIT Permata Auliya dan dihadiri oleh beberapa siswa-siswi TK-PAUD se-Kecamatan Tigaraksa.
Azis Gunawan dalam sambutannya mengatakan, program ini ditujukan sebagai rasa peduli kami bagi anak-anak penerus bangsa nantinya, agar bisa menjadi putra dan putri yang cerdas dan sehat. Azis juga mengimbau masyarakat Kabupaten Tangerang untuk mensukseskan gerakan makan buah dan sayur setiap hari kepada anak-anak.
Program ini pun merupakan penyuluhan bagi para orangtua mengatasi kesulitan makan buah dan sayuran. "Sayur dan buah itu sering dianggap musuh bagi para anak-anak," tambah Aziz.
Sekolah Permata Auliya dipilih sebagai tuan rumah acara, karena sekolah tersebut menerapkan hidup sehat kepada murid-muridnya dengan menyediakan kantin sehat, juga menerapkan sekolah yang menyenangkan dan nyaman agar anak-anak senang untuk bersekolah.
Fetty Ratu Permata selaku Ketua Yayasan Azmi Nur Azizah mengatakan bahwa acara ini bertujuan untuk meningkatkan rasa suka anak-anak terhadap buah dan sayur. "Acara ini di lakukan agar anak-anak sehat karena makan buah dan sayur," tegas Fetty.
Fetty menambahkan, Sekolah Pemata Auliya merupakan sekolah berbasis islami dengan berbagai macam program yang ditawarkan bagi orang tua yang ingin menyekolahkan anaknya dan juga menjamin mutu pendidikannya," tutur Fetty.
Program unggulan di sekolah ini adalah tahfiz Quran minimal juz 30 dan 29, dengan bahasa sehari-hari di lingkungan sekolah menggunakan Bahasa Inggris dan Indonesia, serta ada ekskul Bahasa Arab dan Mandarin.
Pendiri Sekolah Permata Auliya berharap dengan adanya sekolah ini bisa menjadi alternatif pilihan bagi orangtua yang ingin menyekolahkan anaknya, sekolah ini bukan sebagai rival bagi sekolah yang lain, tapi sebagai alternatif pilihan saja, dan semoga sekolah ini bisa jadi percontohan bagi sekoah lain nantinya. (agie/rls/Infokom)