"Peran santri diantaranya adalah membuktikan bahwa radikalisme terorisme tidak sejalan dengan ajaran agama," kata dia saat acara Kunjungan Silaturahmi dan Dialog Kebangsaan Forum Silaturahmi Pondok Pesantren (FSPP) Kabupaten Tangerang di Pondok Pesantren Darutakfir, Desa Legok Sukamaju, Kecamatan Kemiri, Kabupaten Tangerang, Kamis (5/12/2019).
Dikatakan Ade, santri dapat berperan penting menangkal pemikiran dan gerakan radikalisme di tengah-tengah masyarakat. Hal itu, kata Ade, dikarenakan para santri sejak dini sudah dibekali pemahaman yang menerima dan memahami perbedaan.
Ade melanjutnkan, peran santri dalam menyebar paham keagamaan yang moderat merupakan salah satu cara menangkal penyebaran paham radikal termasuk melalui media sosial. Untuk itu, Ade mengajak para santri lebih aktif berdakwah melawan radikalisme terorisme di media sosial.
"Sebab saat ini, media sosial merupakan salah satu sarana yang digunakan untuk menyebar paham radikal terorisme," terang dia.
Ade menambahkan, salah satu cara menghalau paham radikalisme terorisme adalah dengan menghargai setiap perbedaan. Indonesia, kata dia, sudah ditakdirkan berbeda-beda. Oleh karena itulah, kata dia, santri dapat menjadi menjadi pelopor kelompok masyarakat yang menjunjung tinggi toleransi.
"Santrilah yang harus menjadi pionir guna menangkal penyebaran paham radikal terorisme di tengah-tengah masyarakat," ujarnya. (Mad Sutisna)